Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Disorot, Penunjukkan Dirut BEI Yang Baru Buah Kroniisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 24 Juni 2018, 20:42 WIB
rmol news logo DPR mempersoalkan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjuk Inarno Djayadi sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021.

Penunjukkan Inarno Djayadi sebagai bos anyar BEI menggantikan Tito Sulistio disebut bajal menimbulkan kegaduhan. Tudingan kroniisme bisa-bisa dialamatkan dalam proses pemilihan.

Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng mengaku mendapat banyak informasi miring terkait proses seleksi direksi BEI yang menempatkan Inarno sebagai Dirut BEI. Salah satunya yakni kedekatan Inarno dengan Hoesin yang saat ini menjabat Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Keduanya sama-sama pernah menjabat di Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) periode 2009-2012. Dimana dalam penyusunan direksi BEI, OJK bertindak sebagai lembaga penentunya.

"Kita akan pertanyakan soal ini. Jangan sampai BEI menjadi lembaga yang tidak profesional karena kentalnya faktor pertemanan. Bahkan ada info temen satu kos-an. Ini bisa berdampak buruk bagi pelaku pasar," papar Mekeng kepada wartawan, Minggu (24/6).

Info lain yang didapat Mekeng yakni Inarno yang mantan Komisaris BEI, tidak lulus fit and propert test dari pansel OJK.

"Semua informasi yang beredar ini harus mendapat klarifikasi khususnya dari OJK," beber Mekeng.

Sekedar informasi, surat resmi Otoritas Jasa Keuangan yang beredar Jumat (22/6), menyatakan Inarno Djajadi resmi sebagai Dirut BEI periode 2018 hingga 2021. Proses pemilihan direksi BEI diikuti empat paket kandidat. Di mana, Tito Sulistio menjadi incumbent didampingi Edgar Ekaputra, Erna Dewayani, Alpino Kianjaya, Abdul Munim, Hasan Fawzi dan Chaeruddin Berlian.

Dan, tiga paket lainnya adalah, paket Inarno Jayadi bersama Anita, Andy Salah, Johannes Liaw, Zaki Mubarak, John Tambunan, dan Justisia Tripurwasani.

Adapula Paket Laksono Widodo bersama Rudy Utomo, Nyoman, Fithri Hadi, Risa Guntoro, Arisandhi Indrodwisatio dan Adrian Rusmana. Terakhir, paket Boyke Wibowo Mukiyat bersama Ignatius Girindro Sri Nirbito, Jeffry Wikarsa, Mas Mokhamad Sudarmaji, Kristian Sihar Manullang, Poltak Hotradero, dan Susy Meilina.

Terkait masuknya Laksono sebagai kandidat, dipertanyakan. Lantaran dia tidak punya track record di perdagangan, dipaksakan menjadi kandidat Dirut BEI. Diduga, Laksono punya kedekatan dengan Ketua Komisioner OJK Wimboh Santoso.

"Kita ingin OJK berani transparan," tegas Mekeng.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA