Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Penyumbang Inflasi Bulan Juni

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 03 Juli 2017, 17:52 WIB
rmol news logo Badan Pusat Statistik (BPS) melansir angka inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Kenaikan tarif angkutan udara menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi pada periode ini.

Sementara pada musim Ramadhan dan Lebaran, harga bahan pangan jauh lebih terkendali. Sehingga sumbangan terhadap inflasi jauh lebih rendah yakni sekitar 0,14 persen.

"Bahan makanan 0,69 persen andil inflasi 0,14 persen. Bahan-bahan pangan yang bergejolak di Lebaran tidak terjadi pada Lebaran ini. Inflasi terjadi karena kenaikan harga sayur mayur, ikan segar 0,05 persen, bawang merah dan daging ayam ras masing-masing 0,03 persen," jelas Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Sutomo, Jakarta (Senin, 3/7).

Untuk sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi cukup besar yaitu 1,27 persen dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,23 persen. BPS menyebut sektor tersebut menjadi penyumbang paling dominan terhadap inflasi Juni 2017. Kenaikan tarif angkutan udara menyumbang 0,12 persen terhadap inflasi nasional, sedangkan kenaikan tarif angkutan antar kota memiliki andil 0,08 persen dan kereta api 0,01 persen.

Selain tarif pesawat dan angkutan kota, penyumbang inflasi pada periode ini adalah penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan 900 volt ampere (VA). Mengingat, Mei 2017 merupakan penyesuaian terakhir terhadap tarif listrik pelanggan, sehingga dampaknya terasa hingga Juni.

"Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,75 persen dengan andil inflasi 0,18 persen. Dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 volt ampere dan tarif air minum PAM," beber Suhariyanto.

Pada sektor makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat inflasi sebesar 0,39 persen dengan andil terhadap inflasi 0,07 persen. Sementara untuk kue kering, nasi dan lauk, serta rokok kretek filter masing-masing andilnya 0,01 persen.

Pada sektor sandang terdapat inflasi sebesar 0,78 persen dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,05 persen yang terutama disebabkan karena kenaikan harga baju muslim wanita dan perhiasan. Untuk sektor kesehatan inflasi sebesar 0,34 persen dengan andil 0,02 persen dan sektor pendidikan, rekreasi dan olah raga inflasinya 0,07 persen dengan andil 0,00 persen.

"Jadi beda dengan pattern sebelumnya, karena biasanya harga pangan yang mempengaruhi tapi ini lebih kepada harga yang diatur pemerintah atau administred price," demikian Sugiharto. [wah] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA