Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Isu Harga Rokok Naik Picu Inflasi Di Kota Papua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 01 September 2016, 15:48 WIB
rmol news logo Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada bulan Agustus 2016, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Kendati begitu, masih ada beberapa daerah di Indonesia mengalami inflasi tinggi seperti di Indonesia Bagian Timur, Manokwari dan Sorong justru mengalami inflasi sebesar 1,27 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menerangkan, hal ini dikarenakan beberapa waktu lalu beredar isu bahwa pemerintah akan menaikkan harga rokok sebesar Rp 50 ribu per bungkus.

Isu tersebut membuat harga jual eceran rokok di Manokwari dan Sorong mengalami kenaikan.

"Harga sudah naik, begitu ada isu harga jadi Rp 50 ribu dan penyesuaian cukai rokok pedagang langsung deh naikin harga. Misalnya per bungkus Rp 15 ribu, dijual Rp 15.200, jadi kan tidak terasa," kata Sasmito saat konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/9).

Menurut Sasmito, pemerintah tidak mungkin langsung menaikkan harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus. Sebab bisa memicu laju inflasi.

"Karena Badan Kebijakan Fiskal berpikir berulang kali kalau menaikan rokok ini. Karena kalau nggak ada perubahan konsumsi rokok, inflasinya yang kena. Ini malah bikin kesulitan ekonomi," katanya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA