Sebab, jika diundur lagi pada 2014, agenda kenegaraan sangat padat seperti pemilihan umum legislatif dan Presiden.
“PadaÂhal awalnya pembanguÂnan ini dicaÂnangkan pada tahun 2009,†jelasnya pada Rakyat MerÂdeka di Jakarta, kemarin.
Untuk itu, dia menyarankan, pemÂbangunan JSS tersebut tiÂdak dilandasi keputusan poÂlitik atau kepentingan segelintir kelompok yang akan mengamÂbil keunÂtuÂngan.
“Saya khawatir ini dijaÂdikan kepentingan politik atau kelomÂpok tertentu. Walaupun sampai saat ini belum terlihat, sehaÂrusnya pemerintah tingÂgalkan itu, keÂpentingan maÂsyaÂrakat Indonesia harus didaÂhuÂlukan,†tegas Nasril.
Pembangunan JSS akan dilanÂjutkan dengan feasibility study atau uji kelayakan dua hari lagi. Menteri PU Djoko Kirmanto meÂngatakan, untuk membangun JSS ini, pihaknya akan terus menekan agar uang pemerintah tidak ada keluar sepeser pun unÂtuk memÂbangunnya. Dia berÂharap JSS akan dibangun dengan dana swasta dalam negeri.
“Itu harapan kita. Berdasarkan itu harus segera kita lelang tender investasinya, itu saja. Jadi yang harus segera ditandatangani peÂmerintah dengan pemrakarsa,†ungkap Djoko.
Menteri PU menjelaskan, pemÂbangunan JSS tinggal meÂnunggu konsolidasi draf perÂjanjian kerja sama antara pemeÂrintah dan peÂmrakarsa (BUMD Lampung, BUMD Banten, Mitra Strategis) yang kata Jokir akan selesai pada Kamis atau Jumat.
“Sehingga minggu depan sudah ada penandatanganan antara pemerintah dengan pemrakarsa. Dan sejak hari itu selama dua taÂhun pemrakarsa sudah bisa memÂberikan uji kelayakannya, baÂsic desaign, anggaran dan silaÂkan tender, nanti kita tender,†jelasnya.
Djoko mengatakan, mitra straÂtegis dalam pembaÂngunan JSS adalah kelompok usaha Tommy Winata (TW). Namun, dia meÂngaÂku belum tahu kepastian nama usahanya.
“TomÂmy Winata sebagai peÂmraÂÂkarsa nantinya akan melakuÂkan tender lagi dan bisa memilih salah satu di antara prefensi 10 persen, atau memilih right to match yang mana,†pungkasnya.
Perancang JJS Wiratman WangÂsadinata mengatakan, pemÂbangunan JSS akan menelan biaya hingga Rp 250 triliun.
“Sistem kerja sama bisa melalui public private partnership dan akan ada sistem konsesi dari beberapa perusaÂhaan,†ujarnya.
Dana investasi seÂbesar itu di antaranya Rp 100 triÂliun untuk pembangunan jemÂbaÂtan dan untuk pembangunan wilayah penunjang dibutuhkan dana Rp 150 triliun.
Potensi bisnis dari program JSS ini memang menggiurkan. Sebab, sekitar 80 persen penÂduduk dan PDB Indonesia diÂsumbang oleh kedua pulau ini yang terhubung dengan JSS yakni Jawa dan Sumetara.
Jika berhasil dibangun, JJS akan menjadi jembatan terÂÂpanjang di dunia, yakni seÂpanjang 29 kiÂlometer (km). JemÂbatan ini akan memiliki tiga lajur lalu lintas maÂsing-masing arah seÂlebar 3x3,75 meter (m), dua linÂtasan kereta api rel ganda selebar 10 m, lajur peÂmeliharaan masing-maÂsing seÂlebar 5,05 m. PemÂbaÂngunan jemÂbatan yang memÂbuÂtuhkan waktu 10 tahun ini dihaÂrapÂkan bisa dimulai pada 2014. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.