Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Biaya Proyek JSS Rp 250 T Ditanggung Investor

Pemerintah Berharap Tidak Keluar Duit Sepeserpun

Minggu, 05 Februari 2012, 08:00 WIB
Biaya Proyek JSS Rp 250 T Ditanggung Investor
ilustrasi, jss
RMOL.DPR mendesak pemerintah agar mem­per­cepat konstruksi pem­bangunan Jembatan Penye­be­rangan Selat Sunda (JSS), yakni pa­da awal 2013. Menurut Ang­gota Komisi VI DPR Nasril Ba­har, pemerintah harus mem­per­cepat pembangunan JSS karena sudah cukup mendesak.

Sebab, jika diundur lagi pada 2014, agenda kenegaraan sangat padat seperti pemilihan umum legislatif dan Presiden.    

“Pada­hal awalnya pembangu­nan ini dica­nangkan pada tahun 2009,” jelasnya pada Rakyat Mer­deka di Jakarta, kemarin.

Untuk itu, dia menyarankan, pem­bangunan JSS tersebut ti­dak dilandasi keputusan po­litik atau kepentingan segelintir kelompok yang akan mengam­bil keun­tu­ngan.

“Saya khawatir ini dija­dikan kepentingan politik atau kelom­pok tertentu. Walaupun sampai saat ini belum terlihat, seha­rusnya pemerintah ting­galkan itu, ke­pentingan ma­sya­rakat Indonesia harus dida­hu­lukan,” tegas Nasril.

Pembangunan JSS akan dilan­jutkan dengan feasibility study atau uji kelayakan dua hari lagi. Menteri PU Djoko Kirmanto me­ngatakan, untuk membangun JSS ini, pihaknya akan terus menekan agar uang pemerintah tidak ada keluar sepeser pun un­tuk mem­bangunnya. Dia ber­harap JSS akan dibangun dengan dana swasta dalam negeri.

“Itu harapan kita. Berdasarkan itu harus segera kita lelang tender investasinya, itu saja. Jadi yang harus segera ditandatangani pe­merintah dengan pemrakarsa,” ungkap Djoko.

Menteri PU menjelaskan, pem­bangunan JSS tinggal me­nunggu konsolidasi draf per­janjian kerja sama antara peme­rintah dan pe­mrakarsa (BUMD Lampung, BUMD Banten, Mitra Strategis) yang kata Jokir akan selesai pada Kamis atau Jumat.

“Sehingga minggu depan sudah ada penandatanganan antara pemerintah dengan pemrakarsa. Dan sejak hari itu selama dua ta­hun pemrakarsa sudah bisa mem­berikan uji kelayakannya, ba­sic desaign, anggaran dan sila­kan tender, nanti kita tender,” jelasnya.

Djoko mengatakan, mitra stra­tegis dalam pemba­ngunan JSS adalah kelompok usaha Tommy Winata (TW). Namun, dia me­nga­ku belum tahu kepastian nama usahanya.

“Tom­my Winata sebagai pe­mra­­karsa nantinya akan melaku­kan tender lagi dan bisa memilih salah satu di antara prefensi 10 persen, atau memilih right to match yang mana,” pungkasnya.

Perancang JJS Wiratman Wang­sadinata mengatakan, pem­bangunan JSS akan menelan biaya hingga Rp 250 triliun.

“Sistem kerja sama bisa melalui public private partnership dan akan ada sistem konsesi dari beberapa perusa­haan,” ujarnya.

Dana investasi se­besar itu di antaranya Rp 100 tri­liun untuk pembangunan jem­ba­tan dan untuk pembangunan wilayah penunjang dibutuhkan dana Rp 150 triliun.

Potensi bisnis dari program JSS ini memang menggiurkan. Sebab, sekitar 80 persen pen­duduk dan PDB Indonesia di­sumbang oleh kedua pulau ini yang terhubung dengan JSS yakni Jawa dan Sumetara.

Jika berhasil dibangun, JJS akan menjadi jembatan ter­­panjang di dunia, yakni se­panjang 29 ki­lometer (km). Jem­batan ini akan memiliki tiga lajur lalu lintas ma­sing-masing arah se­lebar 3x3,75 meter (m), dua lin­tasan kereta api rel ganda selebar 10 m, lajur pe­meliharaan masing-ma­sing se­lebar 5,05 m. Pem­ba­ngunan jem­batan yang mem­bu­tuhkan waktu 10 tahun ini diha­rap­kan bisa dimulai pada 2014. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA