Dirjen Bina Marga KemenÂteÂrian PU Djoko Murjanto mengaÂtakan, akan melakukan pemerikÂsaan secara bertahap terhadap 92 jembatan panjang di Indonesia. Pihaknya berjanji melakukan inÂvestigasi secara berkelanjutan terÂhadap jembatan panÂjang guna mencegah bencana lanjuÂtan seÂperti di kasus Kukar.
SeteÂlah hasil investigasi seleÂsai, timÂnya akan memberikan reÂkomenÂdasi yang digunakan seÂbagai pedoÂman peÂrencanaan JemÂbatan Selat Sunda. Apakah layak untuk diteruskan atau tidak.
“Tim kami akan memeriksa peÂmeliharaan ke-92 jembatan panÂjang. Namun kami belum bisa menyebutkan jembatan-jembatan mana yang akan diprioritaskan untuk diperiksa. Tim tersebut akan saling berkoordinasi seÂhingga merumuskan suatu rekoÂmendasi pada pemerintah untuk kelanjutan proyek Jembatan Selat Sunda,†beber Djoko kepada RakÂyat Merdeka, Jumat (2/12).
Ia menambahkan, untuk memÂbangun jembatan panjang, pihakÂnya telah melakukan studi panÂjang yang melibatkan negara-neÂgara maju. Adapun negara-negara yang dijadikan tolak ukur meliÂputi Jepang, China dan Italia. Konstruksi jembatan pada ketiga negara tersebut sangat memberiÂkan pengaruh terhadap jembatan panjang yang ada di Indonesia.
Wakil Ketua KoÂmisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, akan mengawal PU dalam memÂbangun proyek JSS. Pihaknya tiÂdak ingin kejadian Jembatan KuÂkar yang memakan korban jiwa terulang kembali.
MenurutÂnya, meski Jembatan Kukar dibangun oleh Pemerintah KabuÂpaten, namun PU sebagai kemenÂterian terkait tetap punya tangÂgung jawab. Pasca kejadian Kukar, pihaknya meminta PU membentuk tim investigasi.
“Kami minta tim investigasi PU melaporkan penyebab robohÂnya jembatan Kukar. Paling lamÂbat, kita minta laporan hasil inÂvesÂtigasi bisa selesai akhir bulan depan. PU harus pelajari itu agar tidak terulang pada Jembatan SeÂlat Sunda,†ujar Muhidin keÂpada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Muhidin, investigasi yang dilakukan PU meliputi sisi tekÂnik, perencanaan dan pelaksaÂnaan. Dalam tiga hal tersebut akan dicari dimana letak kesalaÂhannya.
Selama proses investiÂgasi diÂlaÂkukan, menurut dia, pembaÂnguÂnan Jembatan Selat Sunda yang langsung dikerjakan oleh PU tetap berjalan. Adapun pemÂÂÂbaÂngunan jembatan yang mengÂhuÂbungkan Pulau Jawa dan SuÂmaÂtera itu sedang dalam tahap peÂÂrenÂcanaan. Jembatan itu ditarÂgerÂtkan mulai dibangun pada 2014.
“Jembatan Selat Sunda ditaÂngani PU dari sisi perencaÂnaan. Karena itu, PU harus beÂlajar dari kejadian Kukar. Kami akan terus memantau PU,†jelas politisi Beringin itu.
Seperti diketahui, pembaÂnguÂnan Jembatan Selat Sunda direnÂcanakan sepanjang 29 kilometer diklaim sebagai jembatan terÂpanjang di Tanah Air. Peletakan batu pertama pembangunan jemÂbatan ini direncanakan berlangÂsung pada 2014 dengan masa pemÂbangunan sekitar 10 tahun dan dapat dioperasikan pada 2025.
Jembatan tersebut akan terhuÂbung dengan jalan tol Jakarta-Merak serta rencana jalan tol CiÂlegon-Ciwandan sepanjang 14 kilometer. Demikian pula terhuÂbung dengan jalan tol Bakauheni-Bandar Lampung-Metro sepanÂjang sekitar 80 kilometer. Biaya pembangunan jembatan diperÂkiraÂkan menghabiskan dana Rp 100 triliun hingga Rp 250 triliun.
Jembatan Kukar ambruk pada 26 November 2011. Menteri PU Djoko KirÂmanto meÂnyatakan, meski belum ada peraÂturan meÂngenai pembaÂnguÂnan JSS, pemeÂrintah optimisÂtis bisa memÂbaÂngun jembatan tersebut.
“PemÂbaÂnguÂnanÂnya tetap sesuÂai jadwal, tidak mundur lah. KaÂmi optimisÂtis, meski Perpres-nya sampai seÂkaÂrang belum terbit,†kata Djoko.
Djoko menjelaskan, KementeÂrian PU masih berupaya agat penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) meÂngenai pembanguÂnan jemÂbatan itu bisa segera diÂÂlaÂkukan. RancaÂngan Perpres tersebut kini tengah dievaluasi kembali oleh SekretaÂriat KabiÂnet, setelah sebeÂlumnya dievaÂluasi dan ditandataÂngani Menteri PU serta Menteri KoorÂdinator Bidang PerekoÂnoÂmian. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.